Darah juang muda telah kau ikrarkan dalam bentuk sumpah dan takdirmu maka kau tak perlu bungkam lagi melihat penindasan dinegrimu, keluarlah dari alam gelap mu sudah terlalu lama kau kumpulkan panji-panji kebenaran hasil dari perenungan mu.
kaum muda kini dirimu diminta tanggung jawabmu sebagai kaum muda yang sadar akan setiap kezaliman dinegri ini, sehingga gerakmu dituntun sebagai patron penghancur setiap kezaliman, ruh dan raga mudamu jangan kau sia-siakan karna jiwa muda takkan terulang lagi dimasa hidupmu jangan sampai kelak sejarah tidak mencatat namamu sebagai genersi muda yang progresif terhadap persoalan keumatan.
bangkit dan lawanlah setiap penindasan, satukan persepsi misi cerdas militan merakyat mu untuk umat manusia kaum muda sehingga gerakmu hari ini akan dicatat oleh alam raya bahwa sejarah juangmu dijadikan suatu ruh perjuang untuk generasi mudamu nantinya. Rahmat hidayat
Pemuda adalah sebuah patron penggerak dalam tatanan kehidupan umat manusia sehingga eksitensinya harus digenjot untuk menunjukan sejauh mana mereka dapat mengubah setiap paradikma dogmatis yang berkembang dalam kehidupan masyarakat awam, melihat daripada dinamika dan konstalasi budaya kosumsi yang menghantarkan bangsa ini sampai kepada titik ketidak seimbangan lagi maka disinilah hadirnya pemuda sebagai alat penghantar pengubah setiap keadaan yang sudah tidak memiliki keselarasan lagi dengan budaya kenusantaraan yang kita ketahui bersama sebagai cikal bakal identitas bangsa Indonesia yang kita jujung tinggi harkat dan marwahnya.
Sungguh ironis pemuda hari ini sudah mengalami sebuah tradisi kegalauan yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan carut marut dalam konsep ideologi dan wilayah praksis, ini seharusnya kemudian diputuskan mata rantainya jangan sampai berkembang menjadi budaya apatis dan hedonisme jika sifat ini sudah terakulasi maka yakin saja pemuda yang seharusnya menjadi pelopor untuk mengubah keadaan dalam konteks material maupun nonmaterial tidak akan tercapai karna secara konsep dan praksis mereka tidak memilikinya, maka tidak dapat dipungkiri pula dinamika yang menghantam proses turunnya nilai perjuangan keumatan yang dipelopori oleh kaum muda diera sekarang sudah ditarget oleh para birokrasi agar mereka diberikan batasan dalam ruang geraknya dengan system yang mereka terapkan dalam lingkungan dunia pendidikan dengan metode menyibukkan pemuda dengan berbagai kegiatan seremonial yang mereka programkan sehingga pemuda yang seharusnya sebagai masyarakat pengontrol antara high Class dan Low Class hilang.
Jika menengok dalam berbagai literatur sejarah perjuangan di Indonesia setiap aksi gerakan keumatan rata-rata dipelopori oleh kaum muda intelektual yang mempunyai visi dan misi keumatan yang jelas bahwa setiap penindasan harus segera berakhir karna bangsa Indonesia hadir dan merdeka bukan atas pemberian dari Negara lain tetapi atas dasar nilai perjuangan rakyat seutuhnya, ini adalah sebuah cambukan secara historis bahwasan nilai dan kaidah perjuangan tetap kemudian menjadi sebuah tombak untuk menyadarkan pemuda sekarang agar tetap memiliki daya dan energy dalam perjuangan keumatan.
Jika kita merenungi keadaan pemuda sebagai pelopor perjuangan keumatan hari ini mereka kehilangan identitas dirinya karna proses penyadaran dan penanaman nilai perjuangan sudah giring pada budaya aportunis sehingga tidak jarang kita mendengar bisikan dan kicauan masyarakat borjuis dan proletar menyuarakan mosi ketidak percayaan terhadap gerakan keumatan yang dilakukan oleh kaum muda, banyak gerakan hari ini dijadikan suatu alat untuk memuluskan kepentingan kelompok maupun perorangan dengan menggunakan gerakan pemuda, persoalan ini seakan sudah menodai eksitensi dan identitas pemuda sebagai pejuang keumatan, pandangan ini kemudian harus di ubah dengan kita menunjukan kembali daya energy perjuangan keumatan yang berlandaskan nilai kebenaran untuk penumbangkan kezaliman yang ada dengan demikian masyarakat akan sadar bahwa perjuangan pemuda adalah lahir dari nilai-nilai keumatan yang suci.
Melihat daripada bergesernya nilai perjuangan keumatan pemuda sekarang harus secepatnya kita retas secara bersama sehingga tatanan dan konstalasi politik yang telah merongrong pada politik liberal yang diterapkan oleh para lakon penguasa dinegri ini maka secepatnya kita kaum muda yang sadar akan segala ketertindasan bergerak untuk melakukan upaya penyadaran ditingkatan pemuda dengan metode hukum kontradiksi sejarah perjuangan pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan dulu kemudian kita benturkan gerakan keumatan pada masa sekarang sehingga nantinya penanaman nilai perjuangan akan tertanam kembali pada perjuangan pemuda untuk umat.
Penyadaran pemuda sekarang harus di mulai dengan beberapa tahap agar eksitensi perjuangan keumatan kembali menjadi sebuah identitas dalam perjuangan diantara:
• Budaya membaca harus di biasakan agar pemuda mempunyai landasan konsep yang sewaktu-waktu bisa diletuskan dalam menghadapi persoalan keumatan
• Budaya diskusi dijadikan sebuah dialektika dalam memahami setiap persoalan yang ada dalam tatanan sosial sekaligus melati analisa pemuda dalam membaca konstalasi umat yang ada, agar mereka tidak premature memahami kondisi objektifnya umat hari ini.
• Budaya perealisasian antara konsep dan analisa dialektikanya harus diaplikasi dalam kehidupan keumatan jangan sampai mereka hanya bermain pada wilayah konsep dan dialektik saja tampa pada kondisi realnya.
Harapan terbesar kita selaku generasi muda tetap menjujung tinggi nilai dasar perjuangan untuk umat karna estafet keutuhan NKRI ada pada kita selaku generasi muda, kita akan terus mengupayakan yang terbaik sesui dengan disiplin keilmuan kita karna perjuangan untuk umat bukan hanya mengkritisisasi kebijakan pemerintah saja tetapi perjuangan memiliki banyak cara asalkan bersumber dari visi dan misi keumatan kita hadir sebagai pemuda untuk mencerahkan dan mengubah tatanan kehidupan masyakatat yang lebih humanis dibawa bendera kemaslahatan ditengah banyak perbedaan itulah eksitensi dasar perjuangan pemuda untuk umat.
Persoalan yang tidak kalah hangat juga diperbincangkan sekarang adalah banyaknya aliran baru yang berkembang diindonesia yang mencoba merasuki tatanan kepercayaan yang berkiblat dari timur dengan fundamentalisnyan dan yang datang dari barat dengan liberalismenya ini kemudian pemuda harus mempunyai daya cerna dan daya kritis jangan sampai keutuhan NKRI tergoyahkan dengan problem yang demikian, maka diperlukan pemuda melakukan langkan kongkrit dengan memberikan pencerahan kepada semua masyarakat yang sifat konsumtif agar mereka tidak terjebak pada budaya luar maupun pahaman keagamaan luar yang menghilangkan eksitensi kenusantaraan Negara kita, sebab negara telah menyepakati segala bentuk keberagaman (heterogen ) dalam hidup kehidupan bernegara dalam ruang lingkup bangsa Indonesia.
Semoga pemuda hari ini tetap menjadi garda terdepan dalam mempertahankan Negara ini dari segala bentuk pelemahan secara pertahanan dan penghancuran dalam segi kebudayaan, karna kemaslahatan umat adalah persoalan yang sangat krusial dalam bingkai kenusantaraan kita.